Nov 7, 2010

Laporan Pembuatan Medium


BAB I
                                                                        PENDAHULUAN          
A.     Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
B.  Rumusan Masalah
1.     Bagaimana cara pembuatan medium pertumbuhan untuk organisme
2.    Medium apa saja yang cocok untuk pertumbuhan bakteri dan jamur
C.  Maksud dan Tujuan Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami cara pembuatan medium yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi
D.     Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan inin adalah untuk membuat medium dan mengetahui komposisi dari Nutrien Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Touge Ekstrak Agar (TEA), Nutrien Broth (NB), Potato Dextrose Broth(PDB) serta dapat mengklasifikasikan berdasarkan fungsi, konsistensi, dan susunan kimia.
E.      Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami secara langsung pertumbuhan mikroorgansime / pembiakan mikroorganisme pada medium.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Teori Umum
Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan factor terpenting dalam menegetahui beberaa spek fisiologis. Hal itu karena karateristik pertumbuhan mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian biasanya para peneliti melakukan manipulasi pertumbuhan (misalnya menggunakan kutur yang lama) untuk dapat mempelajari suatuaspek fisiologis (Tjahjadi, 2007)
Pertumbuhan tidak selalu berhubungan dengan pembelahan. Banyak spesies bakteri bentuk batang, disebabkan oleh karena banyak factor–factor ekstrogen, gagal mengandakan pembelahan, walaupun pembelahan inti, petumbuhan dinding, membrane, dan isi sel terus berlangsung. Hasilnya ialah bukan penambahan jumloah sel, tetapi terbentuk filament yang panjang dan tidak tersekat. Pertumbuhan diartikan penamabhan dan dapat dihubungkan dengan penamabahan ukuran, jumolah bobot, massa dan banyak parameter lainnya dari suatu bantuk hidup. Penambahan ukuran atau massa suatu sel individual biasanya terjadi pada pendewasaan (maturasi) untuk kemudian dilanjutkan dengan cara pembelahan sel (Irianto, 2006)
Berdasarkan komposisi kimianya , dikenal medium sintetik dan medium non sintetik atau kompleks. Komposisi kimia medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniaanya tinggi dan ditentukan daengan tepat. Maka medium semacam itu dapat diulangi pembuatanya  kapan saja dan akan diperoleh hasi yang sama. Dipihak lain, komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui dengan pasti. Contohnya ialah bahan–bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient, yaitu ekstrak daging dan npepton yang terdapat komposisinya kimiawi yang tidak pasti (Ratna, 1993)
Karena kaldu nutrient merupakan medium yang paling umum digunakan dalam bakteriologi (dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar nakteri) maka medium ini disebut juga medium serbaguna. Sedangkan medium yang mengandung zat–zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diingikan disebut medium selektif. Disamping itu dikenal pula medium diferensial, yaitu medium yang mengandung zat–zat kimia tertentu yang mungkin sipengamat membedakan berbagai tipe bakteri (Ratna, 1993)
Fase dalam pertumbuhan bakteri telah dikenal luas oleh ahli mikrobiologi. Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan pada kultur curah (bacth cuylture) yaitu fase adaptasi (log phase) fase pembayangan (exponential phase) fase statis (stationer phase) dan fase kematian (death phase) (Tjahjadi, 2007)
Penanaman pada lempeng agar–agar berlainan dengan sel–sel dalam pembenihan cair, sel–sel pada atau dalam pembenihan padat tidak dapat bergerak. Karena itu bila beberapa sel ditaruh pada atau dalam pembenihan padat, tiap sel akan tumbuh dan membentuk koloni yang terpisah. Zat ideal itu kebanyakan pembenihan padat ialah agar–agar, suatu polisakarida asam yang diekstraksi dari ganggang merah tertentu (Gerard boning, 1998)
B.     Uraian Bahan
1.     Air suling (FI III : 96)
Nama resmi      : Aqua Destilatta
Nama lain                   : Air suling / aquadest
RM/BM             : H2O/18,02
Pemerian           : Carian jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimnpanan    : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan          : sebagai pelarut.

2.    Pepton (FI III : 721)
Nama Resmi      : Pepton
Nama Lain         : Pepeton kering
Pemerian           : serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busuk.
Kelarutan          : Larut dalam air, memberika larutan berwana coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) p dan dalam eter P.
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan          : Sebagai sumber nitrogen
3.    Dekstrosa (FI III : 300)
Nama Resmi      : Dextrosum
Nama lain          : Dekstrosa, glukosa
RM/BM                      : C6H12O6/180,16
Pemerian           : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan          : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan          : Sebagai sumber karbon
4.    Agar (FI III : 74)
Nama resmi      : Agar
Nama lain          : Agar–agar
Pemerian           : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan perlekatan, atau bentuk keeping, serpihan atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu–abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau lemah; rasa lender jika lembab liat; jika kering rapuh.
Kelarutan          : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan          : Sebagai bahan pemadat medium .  
5.    Sukrosa (FI III : 762)
Nama resmi      : Sucrosum
Nama lain          : Sukrosa
RM/BM                      : C12H22O11/342,30
Pemerian           : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau bentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil diudara. Larutannya netral terhadap lakmus.
PKelarutan        : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan          : Sebagai sumber karbon.
6.    Ekstrak beef (Dirjen Pom, 1979)
Nama resmi      : Ekstrak daging sapi
Sinonim             : Ekstrak beef
Pemerian           : Masa  berbentuk pasta, berwarna  coklat      kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Penyimpanan      : Simpan dalam wadah tidak embus cahaya,       tertutup rapat.
Kegunaan          : Sebagai sumber protein

C.     Uraian Tanaman
1.     Kentang (Solanum tuberosum )
      a.    Klasiikasi :
Kingdom       : Plantae
Divisi                    : Spermatophyta
Subdivision  : Angiospermae
Class            : Monocotyledonae
Subclass      : Sympetalae
Ordo            : Solanales   
Family          : Solanaceae
Genus          : Solanum
Spesies       : Solanum tuberosum
       b.    Dskripsi : (http://id. Wikipedia.org/wiki/kentang)
Kentang adalah tanaman dari family Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut “kentang”. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari amerika selatan.
2.      Touge (Arachis sp)
a.    Klasifikasi
Kingdom               : Plantae
Divisi                            : Spermatophyta
Sub division                    : Angiospermae
Class                    : Monocotyledonae
Subclass               : Apetalae
Ordo                    : Leguminales
Family                  : Leguminoceae
Genus                  : Arachis
Sepsis                 : Arachis sp
b.    Deskripsi : (http;//id.wikipedia.org/wiki/touge)
Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang dimakan oleh rakyat Indonesia pada umumnya. Kacang hijau mudah digunakan dan dimasak. Cukup banyak makanan yang divariasi dari kacang hijau misalnya; bubur kacang hijau atau isi dari onde–onde dan lain–lain. Kecambah dari kacang hijau di kenal sebagai touge.
Tauge adalah sayuran yang merupakan tumbuhan muda yang baru saja berkemcambah dan dilindungi dari cahaya.  
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.     Alat yang digunakan
Autoklaf, Batang pengaduk, Beker gelas, Cutter, Corong, Erlenmeyer, Gelas ukur, Kompor, Kulkas, Neraca Ohauss, Oven, Sendok tanduk, Timbangan analitik
B.     Bahan yang digunakan
Agar, Air suling, Aluminium foil, Deksrosa, Kapas, Kentang, Kertas saring, Pepton, Sukrosa, Touge
C.     Cara Kerja
A.   Potato Dekstrose Agar (PDA)
Disiapkan semua alat dan bahan. Kentang di kupas dan dipotong kecil-kecil, selanjutnya dicuci sampai bersih. Ditimbang kentang sebanyak 20 gram, Dextrosa 1 gram, dan Agar 1,5 gram. Kentang dipanaskan dengan aquadest sebanyak 150 ml sampai mendidih, selama 15 menit, kemudian disaring dan ekstraknya dicampur dengan Dextrosa dan Agar. Dipanaskan kembali sampai zat tersebut larut sempurna dan dimasukkan dalam erlenmeyer. Dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai 200 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas, disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas. Diamati dan dicatat warna dan bentuk dua hari setelah  penyimpanan.
B.    Potato Dekstrose Broth (PDB)
Disiapkan semua alat dan bahan. Kentang dikupas dan dipotong kecil-kecil, kemudian dicuci sampai bersih. Ditimbang Kentang sebanyak 20 gram, dan dekstrosa 1 gram. Kentang dipanaskan sampai mendidih, selama 15 menit. Kemudian disaring, dan ekstraknya dicampur dengan Dextrosa, lalu dipanaskan kembali sampai zat tersebut larut sempurna. Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquades sampai 100 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas. Diamati dan dicatat warna dan bentuk dua hari setelah  penyimpanan.

C.    Nutrien Agar (NA)
Disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang Ekstrak beef sebanyak 0,3 gram, Pepton 0,5 gram, dan Agar 1,5 gram. Ekstrak beef, Pepton, dan Agar. Dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan air sebanyak 100 ml, kemudian dipanaskan hingga semua zat tersebut larut sempurna. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas. Diamati dan dicatat warna dan bentuk dua hari setelah  penyimpanan.
D.   Nutrien Broth (NB)
Disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang Ekstrak beef sebanyak 0,3 gram, Pepton 0,5 gram. Ekstrak beef dan Pepton dilarutkan dengan 100 ml air. Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai 100 ml, kemudian erlenmeyer ditutup dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas. Diamati dan dicatat warna dan bentuk dua hari setelah  penyimpanan.

E.    Touge Ekstrak Agar (TEA)
Disiapkan semua alat dan bahan. Touge dicuci sampai bersih dan ujungnya dibuang. Ditimbang touge sebanyak 20 gram, Sukrosa 12 gram, dan Agar 3 gram. Touge dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambah aquadest dan dipanaskan hingga mendidih  selama 15 menit. Kemudian disaring, dan ekstraknya dicampur dengan Sukrosa dan Agar, lalu diaduk hingga homogen. Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai 200 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit. Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas. Diamati dan dicatat warna dan bentuk dua hari setelah  penyimpanan.
A.     PEMBAHASAN
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan medium nonsintetik atau medium kompleks. Komposisi kimia medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini yang termasuk dalam medium sintetik adalah medium yang mengandung agar, seperti halnya medium nutrient agar yang digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain komposisi kimia nonsintetik tidak diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton.
Dalam percobaan ini selain membuat nutrient agar, juga dibuat medium lain seperti Nutrien Broth, Nutrien Tauge Ekstrak Agar, Potato Dextrose Agar, Laktosa Broth, dan Nutrien Broth. Dalam pembuatan medium tersebut digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba. Seperti halnya peptone merupakan sumber nitrogen organic yang juga diperuntukan bagi mikroorganisme heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi sebagian besar bakteri yang termasuk kelompok heterotrof. Selain itu kentang dan tauge yang banyak mengandung karbohidrat merupakan sumber karbon yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Dalam pembuatan medium harus digunakan aquadest aatau air murni, karena air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung peptone dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat.
Medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah Nutrient agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrosa Agar (PDA), Potato Dekstrosa Broth (PDB), dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).
Nutrient  Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA.
Medium PDB (Potato Dekstrosa Broth) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium cair karena tidak mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat digunakan untuk pertumbuhan jamur. Medium PDB terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.

Medium TEA (Tauge Ekstrak Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TEA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:

1.     Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2.    Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.
3.    Agar, sebagai bahan pemadat medium.
4.    Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium harus disterilkan dalam autoclave pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
                Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.     Medium TEA (Touge Ekstrak Agar)
a.    Memiliki warna cream
b.    Memiliki konsistensinya yang berbentuk padat
c.    Memiliki susunan kimianya adalah semi sintetik karena mengandung dua kandungan yaitu protein dan karbohidrat
d.    Merupakan medium yang umum yaitu untuk pertumbuhan bakteri dan jamur
2.    NA (Nutrient Agar)
a.    Memiliki warna coklat tua
b.    Memiliki konsistensinya yang berbentuk padat
c.    Memiliki susunan kimianya adalah sintetik
d.    Merupakan medium untuk pertumbuhan bakteri

3.    NB (Nutrient Borth)
a.      Memiliki warna coklat
b.      Memiliki konsistensinya yang berbentuk cair
c.      Memiliki susunan kimianya adalah sintetik
d.      Merupakan medium untuk pertumbuhan bakteri seperti pada medium NA
4.    PDA (Potato Dextrosa Agar)
a.    Memiliki warna cream
b.    Memiliki konsistensinya yang berbentuk padat
c.    Memiliki susunan kimianya adalah semi sintetik karena mengndung dua kandungan yaitu protein dan karbohidrat
d.    Merupakan medium untuk pertumbuhan jamur
5.    PDB (Potato Dextrosa Broth)
a.    Memiliki warna cream
b.    Memiliki konsistensinya yang berbentuk padat
c.    Memiliki susunan kimianya adalah semi sintetik karena mengndung dua kandungan yaitu protein dan karbohidrat
d.    Merupakan medium untuk pertumbuhan jamur

B.    Saran
Agar praktikan lebih siap dalam praktikum sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan disiapakan satu hari sebelum praktikum.